Your Last Letter

That quiet balcony. That sunny Sunday. That deep talk.


Akhirnya, setelah berhari-hari yang dipaksa bungkam, kita berdua sama-sama bisa menggambarkan perasaan masing-masing lewat kata. Kita berhasil menemukan celah untuk obrolan panjang yang tak akan pernah bisa lekang dari pikiran. Jelas sekarang ada di garis mana kita berdua berdiri. Memang sudah tak berada di satu sisi yang sama. Tapi kabar baiknya, kita tak menyimpang terlalu jauh.

Ada kala dimana saat itu aku sangat ingin mengayunkan lenganku kembali ke pundakmu. Meletakkan semua resah dan gundah kembali kesana, dan berusaha menemukan kembali tempat bersandarku. Kau berada sedekat urat nadi dari tempatku berdiri, namun tetap saja keinginan itu kembali ditelan bulat-bulat oleh kenyataan yang baru. Aku mulai menerimanya, menelannya dengan sisa kepahitan yang masih bisa jelas aku kecap. Semua ini hal baru, berada di sisi yang berbeda denganmu adalah hal baru bagiku.

Mungkin ada benarnya, bahwa kita memilih untuk menikmati kesendirian ini masing-masing. Walau tak dapat kusangkal, kaulah yang masih aku pinta dalam setiap doaku. Yang masih aku sebutkan namanya saat aku berbincang dengan Yang Maha Kuasa. Ketahuilah, tak pernah ada yang berubah dari rasa-rasaku padamu. Semua masih sama, dan akan tetap sama.

May you find your happiness in there
May all of your hopes turns out right
May you find warmth in the middle of the night


"Now at last I know
What a fool I've been

For have lost the last love

I should ever win


And at last I see

How my heart was blind

To the joys before me

That I left behind
....."




Xoxo,
rhdwt

Comments

Popular Posts