#5
Selamat pukul 3 pagi, priaku
Kali ini hawa tak bersahabat yang menyusup cepat seakan menyadarkan kembali warna yang ku rasakan sekarang. Dingin, seperti hembusan yang menusuk-nusuk kulitku, menimbulkan rasa ngilu hampir mati. Kau tahu tidak bahwa kelemahanku adalah udara dingin? Tapi entah kenapa untuk kali ini saja, aku bahkan tak mau peduli pada sakit yang ditimbulkan oleh angin-angin jahat itu. Kau benar... bintang-bintang yang aku ceritakan tadi lebih indah dilihat pada jam-jam seperti ini. Tapi sayang, aku tak sempat memberitahumu. Bintangnya bagus, Waw....
Entah keberapa kalinya aku ucapkan ini, tapi maaf... Aku sungguh-sungguh meminta maaf mu. Sulit sekali menggambarkan betapa bencinya aku pada diriku sendiri. Mohon maafkan aku. Tapi apapun yang aku katakan, yang terlanjur masuk ke dalam gerigi ingatanmmu, aku tak pernah bermaksud sedikitpun untuk mengatakannya. Tidak pernah, aku bersumpah. Bodoh jika aku memang bersungguh-sungguh mengutarakannya. Aku mencintaimu, there I said it. I do really love you dan tak ada yang lebih menganggu perasaanku saat ini selain diamnya kamu. maafkan aku ya... Aku mohon, jangan diam lagi.
Dibawah pandangan bintang malam ini, aku mulai membangun ingatan. Mencari-cari di dalam celah, berharap menemukan sosokmu. Dan kau memang kutemukan disana, hampir di setiap lingkup dan sudut ingatan kecilku. Sebegitu berartinya kamu, asal kau tahu. Sebegitu lekatnya kamu disana, sehingga mustahil aku bisa menggantikan itu semua dengan hal-hal lain. Kau nomor satuku, sudah kukatakan bukan? Ingat itu ya... kau selalu nomor satu untukku.
Tolong tetap disampingku ya, penuhi janji-janjimu. Bahwa kau akan pulang untukku. Bahwa akan kau ubah 6 bulan penuh deritaku menjadi bahagia. Bahwa kita akan bertemu pada akhirnya dan berbagi semuanya dengan nyata, tanpa bantuan sinyal atau tower-tower satelit itu. Mau ya?
Satu lagi permintaanku, bisakah kau hapus pikiran tentang keraguanku padamu? Tentang sedikitnya kepercayaanku padamu? Bisa ya... Karena aku percaya kamu dan tak akan lagi aku biarkan kau berpikir bahwa aku ragu. Karena aku tak akan meragukanmu. Sedikitpun, tak akan pernah.
Aku berharap aku bisa ada disampingmu sekarang dan mengatakan semua yang aku tulis tepat ditelingamu. Aku ingin membunuh detik yang berlalu begitu lamban, dan berlari ke pelukanmu kencang-kencang. Selamat tidur dan beristirahat ya, semoga sakitmu akan cepat berlalu. Secepat aku berharap akan redanya dingin dan emosimu padaku. Aku selalu sayang kamu apapun alasannya.
Berjanjilah setelah membaca ini kau akan bicara padaku ya
Xoxo,
rhdwt
Kali ini hawa tak bersahabat yang menyusup cepat seakan menyadarkan kembali warna yang ku rasakan sekarang. Dingin, seperti hembusan yang menusuk-nusuk kulitku, menimbulkan rasa ngilu hampir mati. Kau tahu tidak bahwa kelemahanku adalah udara dingin? Tapi entah kenapa untuk kali ini saja, aku bahkan tak mau peduli pada sakit yang ditimbulkan oleh angin-angin jahat itu. Kau benar... bintang-bintang yang aku ceritakan tadi lebih indah dilihat pada jam-jam seperti ini. Tapi sayang, aku tak sempat memberitahumu. Bintangnya bagus, Waw....
Entah keberapa kalinya aku ucapkan ini, tapi maaf... Aku sungguh-sungguh meminta maaf mu. Sulit sekali menggambarkan betapa bencinya aku pada diriku sendiri. Mohon maafkan aku. Tapi apapun yang aku katakan, yang terlanjur masuk ke dalam gerigi ingatanmmu, aku tak pernah bermaksud sedikitpun untuk mengatakannya. Tidak pernah, aku bersumpah. Bodoh jika aku memang bersungguh-sungguh mengutarakannya. Aku mencintaimu, there I said it. I do really love you dan tak ada yang lebih menganggu perasaanku saat ini selain diamnya kamu. maafkan aku ya... Aku mohon, jangan diam lagi.
Dibawah pandangan bintang malam ini, aku mulai membangun ingatan. Mencari-cari di dalam celah, berharap menemukan sosokmu. Dan kau memang kutemukan disana, hampir di setiap lingkup dan sudut ingatan kecilku. Sebegitu berartinya kamu, asal kau tahu. Sebegitu lekatnya kamu disana, sehingga mustahil aku bisa menggantikan itu semua dengan hal-hal lain. Kau nomor satuku, sudah kukatakan bukan? Ingat itu ya... kau selalu nomor satu untukku.
Tolong tetap disampingku ya, penuhi janji-janjimu. Bahwa kau akan pulang untukku. Bahwa akan kau ubah 6 bulan penuh deritaku menjadi bahagia. Bahwa kita akan bertemu pada akhirnya dan berbagi semuanya dengan nyata, tanpa bantuan sinyal atau tower-tower satelit itu. Mau ya?
Satu lagi permintaanku, bisakah kau hapus pikiran tentang keraguanku padamu? Tentang sedikitnya kepercayaanku padamu? Bisa ya... Karena aku percaya kamu dan tak akan lagi aku biarkan kau berpikir bahwa aku ragu. Karena aku tak akan meragukanmu. Sedikitpun, tak akan pernah.
Aku berharap aku bisa ada disampingmu sekarang dan mengatakan semua yang aku tulis tepat ditelingamu. Aku ingin membunuh detik yang berlalu begitu lamban, dan berlari ke pelukanmu kencang-kencang. Selamat tidur dan beristirahat ya, semoga sakitmu akan cepat berlalu. Secepat aku berharap akan redanya dingin dan emosimu padaku. Aku selalu sayang kamu apapun alasannya.
Berjanjilah setelah membaca ini kau akan bicara padaku ya
Xoxo,
rhdwt
Comments
Post a Comment