Aku, Sampai Pada Limitku
Tak mampu berkata kata. Hanya helaan nafas
panjang. Bertubi-tubi. Betapa berat, andai kau tahu. Tapi mungkin kau
tak tahu. Tak apa, aku baik-baik saja. Atau lebih tepatnya mencoba agar
baik-baik saja. Tak ada salahnya bukan? :”)
Kata maaf terus saja keluar darimu. Terus dan terus. Lalu aku, dengan semua keterbatasanku, berkata padamu bahwa tak ada guna. Untuk apa maaf itu? Tak akan menghilangkan kesakitan-hatiku bukan? Dan kau pun diam, berkata bahwa tak tahu lagi harus bagaimana.
Jika kau saja tak tahu, bagaimana dengan aku? Bagaimana kau bisa berharap bahwa aku tahu jawabannya? Tidak, kali ini pun aku tak tahu. Setidaknya untuk beberapa saat ke depan. Jangan paksa aku untuk mencari tahu ya? Karena kepalaku sakit, kau tahu? Sakit sekali.
Ini seperti berada di dalam sebuah sumur gelap. Kau sendirian, sempit, tak bisa bernafas, dan kepalamu bagai dijatuhi sekarung logam baja. Kau ingin keluar, tapi kakimu terikat kencang pada sebuah rantai besi yg bahkan kau tak tahu bagaimana cara melepasnya. Tak bisa pergi dan tak punya pilihan selain menikmati ketidakenakaan yang ada dihadapanmu. Bagaimana? Aku harap kau paham sekarang.
Ah sudahlah… Sekarang aku hanya ingin merasa bebas dan meneriakkan apa saja yang bergumul di pikiranku. Absurd ya? Maklumi saja, kau tahu apa yang sedang aku alami.
Kata maaf terus saja keluar darimu. Terus dan terus. Lalu aku, dengan semua keterbatasanku, berkata padamu bahwa tak ada guna. Untuk apa maaf itu? Tak akan menghilangkan kesakitan-hatiku bukan? Dan kau pun diam, berkata bahwa tak tahu lagi harus bagaimana.
Jika kau saja tak tahu, bagaimana dengan aku? Bagaimana kau bisa berharap bahwa aku tahu jawabannya? Tidak, kali ini pun aku tak tahu. Setidaknya untuk beberapa saat ke depan. Jangan paksa aku untuk mencari tahu ya? Karena kepalaku sakit, kau tahu? Sakit sekali.
Ini seperti berada di dalam sebuah sumur gelap. Kau sendirian, sempit, tak bisa bernafas, dan kepalamu bagai dijatuhi sekarung logam baja. Kau ingin keluar, tapi kakimu terikat kencang pada sebuah rantai besi yg bahkan kau tak tahu bagaimana cara melepasnya. Tak bisa pergi dan tak punya pilihan selain menikmati ketidakenakaan yang ada dihadapanmu. Bagaimana? Aku harap kau paham sekarang.
Ah sudahlah… Sekarang aku hanya ingin merasa bebas dan meneriakkan apa saja yang bergumul di pikiranku. Absurd ya? Maklumi saja, kau tahu apa yang sedang aku alami.
hei,
ReplyDeletegak ada yang terlalu sulit selama kita mau berusaha bukan ??
:D
iya, sekarang diriku sedang mengusahakan untuk terus tetap berusaha agar semuanya kembali baik2 saja. berat memang, but that's what life is all about, right? Perjuangan :)
Deleteselamat berjuang ettu :) Manjadda Wajada
ReplyDelete